Jika mendengar kata introvert, orang-orang
sering berasumsi bahwa mereka adalah orang yang sombong, tidak suka
bersosialisasi atau malah si cupu di pojokan kelas. bahkan parahnya ada yang menganggap bahwa introvert adalah mereka yang ansos, padahal hal tersebut belum
tentu demikian. Seperti yang pernah dibahas di artikel sebelumnya tentang salah
kaprah orang-orang tentang introvert (klik disini) banyak yang masih salah mengartikan kepribadian tersebut.
Introvert vs Extrovert
Introvert mengisi energi mereka waktu sendiri atau “me time” dan energi mereka cenderung terkuras jika berada di tengah keramaian (ex : pesta).Introvert adalah mereka yang lebih
terfokus pada kualitas interaksi dibandingkan dengan kuantitas. Mereka lebih
menyukai mendiskusikan topik yang dalam pada sebuah kelompok kecil. Ini
dikarenakan mereka yang pemikir dan sering terhanyut dalam fikiran mereka
sendiri.
Sebaliknya extrovert mengisi energi mereka ke luar yang membuat mereka cenderung banyak bicara, mudah bergaul dengan orang baru, cenderung
memiliki relasi yang banyak, dan senang berbagi cerita pada orang lain. Mereka
biasanya menyukai pesta atau sebuah event yang dihadiri orang banyak karena
dengan hal itulah mereka mengisi energinya.
Pada sistem sekolah, lingkungan kerja, dan masyarakat, extrovert seolah lebih unggul dan menjadi pusat perhatian dengan kepribadian mereka yang talkactive, ceria, dan mudah bergaul. terkadang, hal ini membuat introvert kesulitan dengan kepribadiannya yang tidak suka menjadi “center” untuk mengimbangi sistem yang telah ter-design sempurna dengan kepribadian-kepribadian yang ada pada extrovert. Kenyatannya, kita yang introvert bisa untuk berada dan mengimbangi diri di dunia extrovert dengan tetap menjadi diri kita sendiri yang introvert.
Lantas, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
1. It’s good to be you
Beberapa orang yang
terjebak di dalam dunia extrovert, ingin merubah diri mereka untuk dapat
menjadi seperti extrovert. Kenyataannya, kepribadian tidak dapat dirubah.
Terimalah diri mu yang berbeda dari mereka dan cintai diri mu sendiri dengan
apa adanya dirimu.
2. Get comfortable at
being unconfortable
Sesekali keluarlah
dari zona nyamanmu dan berinteraksi dengan orang sekitar. Ini pada dasarnya
berarti bahwa jika kamu dapat merasa nyaman dalam situasi yang tidak nyaman,
kamu akan siap untuk menangani situasi apa pun yang terjadi dalam hidupmu
sendiri.
3. Find time to recharge
Mungkin saat di luar
kamu terpaksa untuk menghabiskan energi dengan berdisikusi pada forum besar,
atau seperti saat berada di sebuah event yang memaksa kamu untuk bercakap-cakap
dengan para undangan. Ingat untuk meluangkan
waktu sejenak untuk me-recharge dirimu agar dapat memaksimlkan diri saat
berhadapan dengan orang banyak.
4. Learn to smile
Tersenyum membuat kita
tampak ramah, dan lebih mudah untuk didekati. Jadi, dengan tersenyum akan
membuat orang tidak ragu untuk bersosialisasi dengan kita.