FoMO, seberapa bahaya kah?


media sosial sekarang jadi konsumsi sehari-hari berbagai kalangan, dari anak belia sampai juga dewasa. tiap hari disuguhkan berbagai cerita kehidupan orang dari sebuah layar kecil segi panjang alias smartphone. melihat kehidupan orang yang menarik terkadang menjadi toxic untuk diri sendiri, dan lupa kalo sejatinya media sosial itu manusia memang akan berlomba menunjukkan diri dan kehidupan yang dimiliki sebagai sesuatu yang menarik untuk dilihat publik, karena logikanya untuk apa membagikan cerita kita yang jelek-jeleknya. beberapa orang terjebak dalam kepalsuan yang di design sempurna itu, dan malah menjadikan boomerang untuk kesehatan mentalnya. 


lain lagi dengan orang-orang yang terjebak dalam fenomena FoMo atau Fear of Missing Out, dimana mereka takut ketinggalan akan informasi, atau kesenangan saat tidak ikut serta di sebuah acara pesta ulang tahun temannya misalnya. saat mereka melihat dari layar handphonenya itu keseruan yang terekam disana, mereka mulai cemas, khawatir, dan takut karena melihat temannya (dari sosmednya itu) mengalami sesuatu yang menyenangkan tanpa dirinya. dengan kata lain, ada perasaan cemas karna tidak ikut serta dalam hal itu. 


selanjutnya, orang-orang yang mengalami FoMO, sering membandingkan dirinya dengan diri orang lain dari sosial medianya. dia melihat timeline sosmed orang lain dan meng-komperasi kehidupan orang itu dengan dirinya, seperti tempat apa saja yang kekinian yang udah dikunjungi orang itu, prestasi apa saja yang dia peroleh, kelompok temannya gimana, dan segala hal lainnya. 




mereka merasa seperti:

"apa...??! enak banget dia udah ketempat ini, aku ketinggalan nih  "" mereka senang banget disana. gimana ya kalo mereka ternyata memang senang tanpa aku " "ternyata mereka lagi kumpul. kok aku gak diajak? apa mereka gak nganggap aku temannya lagi ? "

dll. 


psikolog Dr. Andy Przybylski, menjelaskan bahwa FoMO sendiri bukanlah hal baru. 

"Yang baru adalah peningkatan penggunaan media sosial dan hal itu menawarkan semacam jendela baru untuk melongok ke dalam kehidupan orang lain. Tapi bagi orang yang memiliki kadar FoMO tinggi hal ini bisa menimbulkan masalah karena mereka cenderung selalu mengecek akun media sosialnya untuk melihat apa saja yang dilakukan teman-teman mereka hingga mereka rela mengabaikan aktivitasnya sendiri," jelasnya. 



dampak dari FoMO pun cukup mengganggu, seperti :

  • tidak dapat melepaskan diri dari ponsel
  • cemas, gelisah, khawatir jika belum mengecek sosial media
  • selalu ingin eksis dan terobsesi untuk membandingkan diri dengan orang lain 
  • menganggap penting hubungan dunia maya dari pada dunia nyata
  • ragu untuk menolak ajakan orang karna takut jika melewatkan sesuatu tanpanya 
  • sering tidak menikmati hal yang terjadi didepan mata karena sibuk dengan sosial medianya
  • dll



gimana sih cara memerangi Fomo ini ? 



fokus dengan keadaan sekarang (here and now) 



banyak orang yang ketika sedang pergi, namun pikiran nya masih dilayar handphone nya. matanya tertuntuk pada layar itu dan mengabaikan sekitar. nah, cobalah untuk mengubah hal itu dengan menikmati sesuatu nyata yang benar ada didepan mata kamu. nikmati momen yang sedang terjadi dan orang-orang yang ada disekelilingmu 




jangan ketergantungan dengan sosmed



memang bagi kamu yang udah kecemplung dalam ketergantungan sosmed, akan butuh effort yang lumayan, namun bukan berarti tidak bisa. mulailah dari membatasi membuka sosial media, atau jika memang tidak mumpan coba untuk uninstall aplikasi sosmed-mu yang kamu rasa udah jadi toxic buat diri kamu. nanti kamu bisa install lagi kalo udah merasa bisa untuk ngontrol diri kamu. karena memang tidak menutup mata jika sosmed tidak sepenuhnya buruk kok.




 sadari jika tidak akan pernah ada kehidupan orang yang sempurna



apalagi hanya dari sosial media, yang udah di edit, diseleksi dari sekian banyak video/foto, dan ditampilkan seolah-olah sempurna padahal hal itu palsu. bersyukur juga jadi solusi disini, karena setiap orang telah diberikan apa yang dia butuhkan dihidupnya oleh yang maha kuasa, jadi jangan membanding-bandingkan apalagi sampai merasa hidup kamu paling menderita


 jangan paksakan diri kamu




misalnya ketika kamu datang ke sebuah acara cuma untuk gak merasa ketinggalan disitu, padahal diri kamu sendiri gak nyaman disana, jangan memaksakan diri. terima fakta kalo kamu emang gak nyaman dan ngertiin diri kamu tentang ketidaknyamanan kamu karena gak akan salah jika emang gak ikut hal yang kamu gak bisa







"the reason we struggle with insecurity is because we compare our behind-the-scenes with everyone else's highlight reel"  -steve furtick 



bella

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete