Ini tentang : self love

ketika itu, aku sedang duduk di keramaian kantin menikmati ramen favorite. Sruuupp.. mie nya enaak sekali.. ditemani Arinoma dan Kugumi, kami mengisi perut yang lapar.

Kugumi tiba-tiba diam, lalu menatapku dan arinoma dengan tatapan yang serius. Kami bengong sambil menduga-duga ada apa dengan kugumi.
"Aku..... " sepatah kata keluar dari mulutnya. kami terus menatap dengan serius sambil menduga-duga kalimat yang akan diucapkan kugumi selanjutnya.

Dia diam, menarik nafas. Dalam sekali tarikan nafasnya. Kemudian, mencoba untuk mengeluarkan kata-kata lagi. 

"Akuu.. " dia mulai lagi berkata. "Tidak bisa makan lagi ramen enak iniiii, huaaaaa" kalimatnya selesai sambil setengah berteriak mengucapkannya.


Aku bengong. Begitupun arinoma. Kemudian, kami saling bertatapan dan melihat kugumi dengan tatapan bingung. 

Sepertinya kugumi mendapati kebingungan kami. dia melanjutkan "aku bakalan gendut dan semakin gendut kalo terus-terusan begini.. liaaat! Ini udah mangkok ke2 dan aku masi lapaar, huaa" masi setengah berteriak. dia tampak menghapus air mata yang akan menetes dari mata kirinya. 

Dramatis. Aku dan arinoma bertatapan lagi. Hampir saja aku ingin tertawa tapi bisa kutahan. Sayangnya tidak pada arinoma. Dia kebablasan. Dan terbahak-bahak. 
"HAHAHAHAHAHA" 
"Jangan menertawakankuu.. aku serius, ini demi masa depan. Klo aku terus terusan begini bagaimana mungkin aku bisa berkencan dengan seseorang. Aku terlalu gumpal dan rakus, sepertinya" 

Tawa arinoma perlahan sirna. Dia lalu menstabilkan emosi dan mencoba berfikir dengan jernih. Dia menatapku lagi. Aku masih diam sambil berusaha mengerti kode mata yang arinoma berikan.

Aku mencoba membuka mulut dan mungkin sedikit menghibur "umm.. kugumi, aku bukan ingin membandingkan atau sebagainya. Tapi, kau tau tidak kalo aku sangat ingin memiliki tubuh ideal dan berusaha makan banyak. Kenyataanya, tidak berubah. Walaupun aku sudah berusaha semampuku untuk menjadi apa yang aku impikan tapi takdirnya beginilah aku" 
Kugumi tampak berfikir, kemudian dia menghapus air mata lagi di sisi kiri matanya sebelum terjatuh ke pipi. 

"Begitupun aku. Yaa mungkin berat badanku sudah ideal tapi ada hal lain yang kalian tidak tau tentang kekuranganku, juga kekurangan orang-orang lain yang mungkin kalian fikir hidupnya sempurna. Ada hal yang tidak tampak. hal yang merupakan sesuatu yang tidak disenanginya"  ucap arinoma menambahkan

Aku mencoba meresapi kata-kata arinoma. Kugumi pun demikian, dia menatap arinoma dengan seksama.

"Tapi.." tambahnya. Kami menatapnya, menantikan kalimat selanjutnya. "Semua kekurangan yang tidak disenangi akan terasa lebih baik dengan bersyukur.. kekurangan itu ada 2 pilihan untuk mengatasinya. mencoba merubah kekurangan itu atau bersyukur atasnya. Bedanya dengan takdir adalah takdir sepatutnya disyukuri karena itu adalah hal terbaik yang tuhan rencanakan" 

Kugumi mengalihkan pandangannya lurus kedepan. Dia tampak sedikit berfikir keras. Lalu, dia menatap arinoma dan berkata "Gampang ngomongnya..." namun ucapannya terputus dengan ucapan arinoma berikutnya, "Segampang kita berfkir mudah melakukannya, semakin kita fikir sulit maka akan benar-benar sulit. Kalo pun memang sulit, fikirkan dengan mudah, dan berdoa" dia mengakhiri dengan meneguk air jeruk yang telah setengah diserup sebelumnya. 

"Aku.. tidak yakin.. dengan diriku.. terkadang" kataku perlahan 

"Tepat sekali. Aku tidak yakin bisa selangsing model-model kece yang aku idamkan. Liat saja seberapa bulatnya aku sekarang, ngomong itu gampang arinoma. Gampang sekalii.. quotes bertebaran sana sini seolah-olah hidup segampang main pokemon" tambah kugumi

Arinoma berdiri sambil mengangkat mangkuk ramennya. Mau mengembalikan mangkuk ke konter ramen. Sebelum beranjak pergi dia berkata, " yaa.. memang itu quote. jadi, apa pilihan kamu?" Kalimat tanya yang sebenarnya tidak perlu dijawab sekarang. Tepat sekali. Dia kemudian tersenyum dan pergi meninggalkan kami yang masih terus berfikir..

Aku bingung sendiri.
Tapi perkataan arinoma ada benarnya.



bella